Cerita Perjalanan 180 KM

Februari 22, 2024

Menempuh jarak 180 KM dengan mengendarai roda dua sudah menjadi hal yang biasa untuk saya. Sebagian orang masih sering terkejut ketika mengetahui saya mengendarai motor sendirian dari Purbalingga ke Semarang atau dari Semarang ke Purbalingga. Sebetulnya bukan hanya saya yang melakukan itu, beberapa teman yang saya kenal juga melakukan hal yang sama. Kami mengendarai motor ke daerah perantauan kami yang menghabiskan waktu 4 hingga 5 jam perjalanan, melewati kurang lebih 4 kabupaten.


Setelah lulus kuliah dan memutuskan untuk kembali ke kampung halaman, 5 bulan yang lalu adalah terakhir kali saya melakukan perjalanan itu. Kali terakhir perjalanan pulang dari Semarang ke Purbalingga membuat saya cukup sedih. Memikirkan bahwa mungkin saya akan merindukan kebiasaan saya melakukan perjalanan jauh ke tempat perantauan. Bagi saya, menempuh perjalanan jauh sendirian, khususnya dengan mengendarai motor adalah momen yang sangat menyenangkan.


Tiga hari yang lalu, saya kembali melakukan perjalanan dari Purbalingga ke Kota Semarang dan sebaliknya. Kebetulan sesuatu hal mengharuskan saya datang ke Semarang. Perjalanan kemarin cukup mengobati rasa rindu saya, baik itu rindu pada Kota Semarang, tempat saya empat tahun merantau, serta rindu melakukan perjalanan itu lagi.




Berbeda dengan biasanya, kemarin saya memilih jalur selatan. Melewati 4 kabupaten, yaitu Banjarnegara, Wonosobo, Temanggung, dan Kabupaten Semarang. Sebelumnya, saya selalu lewat jalur Pantura (Pantai Utara), melewati Kabupaten Pemalang, Pekalongan, Batang, dan Kendal. Biasanya saya sendirian, kali ini saya bersama dengan 2 orang teman. Ternyata, jalur selatan lebih menyenangkan karena udaranya sejuk. Dulu saya selalu lewat pantura karena saya merasa lebih hafal medan jalurnya dan kalau dilihat dari perkiraan google maps estimasi waktu perjalanan lebih cepat untuk menuju ke UIN Walisongo. Kemarin saya ingin mencoba rute baru karena sudah bosan dengan rute pantura.


Bagi orang yang belum pernah melakukan perjalanan jauh, mereka mungkin berpikir bahwa itu sangat melelahkan. Awalnya, saya juga merasakan hal yang sama. Namun, semakin sering saya melakukannya, rasa lelah itu sudah tidak begitu terasa. Setelah sampai tujuan, saya hanya perlu istirahat dan tidur yang cukup, dan rasa lelah itu hilang begitu saja keesokan harinya. Menurut saya, jika kita bisa menikmati setiap momen perjalanan, tidak terburu-buru sampai tempat tujuan, maka perjalanan tidak terlalu terasa melelahkan, malah justru menyenangkan.




Saya biasanya hanya berhenti satu kali untuk istirahat dan minum kopi di Alfamart. Biasanya di momen ini, saya bertemu dengan orang baru yang juga sedang melakukan perjalanan sama seperti saya. Beberapa kali saya sempat berkenalan dan mengobrol dengan orang asing saat berhenti sejenak. Ini salah satu hal yang saya sukai dan nikmati saat sedang melakukan perjalanan ke luar kota sendirian menggunakan motor. Istirahat jadi tidak terasa membosankan saat bisa mengenal orang baru dan mendapat cerita baru dari mereka.


Melakukan perjalanan seorang diri menjadi salah satu hal favorit saya selama lima tahun terakhir ini. Saya menikmati mengamati tempat-tempat baru dan pemandangan indah yang kadang membuat saya jadi lebih sering mengucap syukur. Meskipun terkadang ada saja hal-hal menjengkelkan di jalan, misalnya saat menjumpai pengendara lain yang ugal-ugalan dan melanggar lalu lintas, saya jadi belajar lebih bersabar dan mengalah demi keselamatan. Melakukan perjalanan jauh sendirian memberi saya kesempatan untuk menyendiri dan seringkali melahirkan ide-ide kreatif yang tiba-tiba muncul, terinspirasi oleh apa yang saya lihat sepanjang jalan atau muncul begitu saja dari pemikiran saya. 




Mungkin sebagian orang menganggap bahwa perempuan yang melakukan hal ini seorang diri terkesan berbahaya. Memang ada benarnya, melakukan melakukan perjalanan jauh mengendarai motor sendirian banyak resikonya. Siapapun yang melakukan itu, terlepas perempuan atau laki-laki. Tapi saya rasa itu bisa diminimalisir. Untuk menjaga keselamatan, yang pasti pertama-tama kendaraan yang akan dibawa harus di cek untuk memastikan dalam keadaan prima sebelum dibawa berpergian jauh. Fisik diri pribadi juga tidak kalah penting, harus dalam keadaan sehat. Memastikan membawa surat-surat penting kendaraan bermotor. Menjaga keselamatan berarti juga harus bisa menaati peraturan lalu lintas, termasuk tidak melebihi kecepatan maksimum dan berhati-hati.


Menempuh 180 KM perjalanan mengendarai motor sendirian bagi saya adalah pengalaman sangat seru yang pernah saya coba dan menjadi ketagihan tersendiri. Saya berharap bisa melakukan perjalanan ke tempat lain lagi selain ke Semarang, karena setiap perjalanan selalu membawa cerita dan pengalaman yang berbeda.

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.