Rumitnya Kehidupan Suami-Istri : Review Novel 'Penaka' by Altami N.D.

Februari 08, 2024
“Aku tahu inilah resiko menjadi seorang ibu. Hidup akan tersita oleh makhluk mungil yang baru mengenal dunia. Sejujurnya aku tidak keberatan….. Tetapi aku juga butuh dukungan agar tidak merasa sendirian. Sayangnya, yang kurasakan saat ini justru kesepian dan ketidakadilan.” (hal. 23)

Penaka adalah novel karya Altami N.D. Diterbitkan pada tahun 2022 oleh Penerbit Gramedia Pustaka Utama. Terdiri dari 215 halaman. Btw, ini novel kedua yang aku baca ditahun 2024. Novel hadiah dari seorang teman :)


Blurb

Sofia dan Laksana adalah sepasang suami istri yang baru saja menikah selama 2 tahun. Mereka sudah dikaruniai seorang putri. Kehidupan rumah tangga mereka berubah setelah Laksana mulai kecanduan game online dan super berantakan, boro-boro bantuin istri. Parahnya lagi, Laksana yang suka asyik sendiri main game dan pernah membahayakan anaknya sendiri.


Sebagai seorang istri sekaligus ibu rumah tangga yang mengurus balita tentu Sofia geram melihat tingkah Laksana. Karena merasa terjebak, Sofia akhirnya minta bercerai. Ia telah siap menjadi orang tua tunggal dan membayangkan kehidupannya setelah bercerai akan mewujudkan mimpinya yang sempat terkubur. Namun, keesokan pagi setelah Sofia mengatakan ingin bercerai pada Laksana, ia terbangun dengan berubah wujud menjadi botol minum.


Sofia bingung dan panik. Keesokan harinya ia terus berubah wujud menjadi benda lain, binatang, dan manusia lain. Situasi itu akhirnya membuat dia mengetahui rahasia-rahasia tak terduga dari orang-orang di sekitarnya.


Kesanku Sebelum Membaca

Pertama kali baca judulnya hal yang langsung terbesit dikepalaku adalah judulnya singkat tapi menarik.Di tambah ilustrasi cover bukunya juga sebetulnya secara ngga langsung sudah menggambarkan cerita dalam novel ini. Pas baca bagian blurb di belakang novelnya juga bikin penasaran banget buat segera baca novel ini.



Kesanku Setelah Membaca

Memang benar, novel ini sangat menarik! Setelah baca novel ini, aku ngerasa ceritanya benar-benar dekat dengan sehari-hari kehidupan pasangan suami-istri. Meskipun aku sendiri belum nikah, tapi kayaknya bakal banyak diantara kita yang relate sama cerita yang diangkat sama novel ini.

Ceritanya dimulai dengan masalah rumit antara Laksana dan Sofia. Sofia udah mulai ngerasa kehidupan pernikahannya ngga seindah dulu lagi. Laksana malah lebih milih main game ketimbang bantuin Sofia ngurus anak atau beberes setelah pulang kerja.

Sofia, sebagai istri sekaligus ibu, tentunya lelah banget setelah seharian ngurus rumah tangga dan anak. Tapi Laksana kayaknya nggak pernah ngertiin perasaannya. Dia terlalu cuek dan kayak nggak peduli sama situasi.

Sepanjang cerita, kita bakal disuguhi banyak banget perdebatan antara Sofia dan Laksana. Sofia pengen banget Laksana ngertiin keadaannya yang udah kelelahan dan ingin Laksana berhenti main game. Tapi Laksana lebih ke arah nggak mau ribet, malah cenderung nggak mau memperpanjang masalahnya dan maunya dilupain aja gitu. Ini yang bikin hubungan mereka makin rumit dan sebagai pembaca aku ikut geregetan sama mereka.

Menurutku, penulis berhasil banget ngasih liat konflik di awal cerita, terutama dari sudut pandang Sofia. Dia udah capek banget dengan perannya, ditambah lagi suaminya yang berubah dan mulai cuek. Sofia juga mengalami konflik dengan internal dirinya sendiri, dia ngerasa insecure liat teman-temannya yang kayaknya lebih sukses, sementara dia stuck di rumah ngurusin urusan rumah tangga. Jadi dia kepikiran untuk bercerai sama Laksana yang udah berubah.

Yang paling menarik dari novel ini adalah tema ceritanya yang sangat ringan tentang kehidupan rumah tangga tapi disulap jadi cerita fiksi yang seru. Terus, gimana Sofia bisa berubah wujud jadi macem-macem, mulai dari botol minum sampe kucing, itu bikin cerita makin menarik. Dan dari sisi lain, Sofia yang asli tetap ada. Jadi, saat dia berubah wujud itu, dia bisa mengamati semuanya dari sudut pandang yang beda, dan akhirnya ngerasa ada hal-hal tentang Laksana dan teman-temannya yang dia nggak sadar sebelumnya saat masih diwujud aslinya. 


Rating & Recommendation

Novel Penaka ini menyajikan cerita yang ringan dan memiliki pendekatan yang unik dalam menyampaikan ceritanya. Kisahnya sangat relevan dengan kehidupan sehari-hari, khususnya dalam konteks rumah tangga, sehingga pasti banyak pembaca yang akan relate dengan ceritanya. Meskipun aku sendiri belum menikah, aku belajar banyak dari novel ini terutama soal dinamika kehidupan rumah tangga dan betapa pentingnya komunikasi yang jujur dan terbuka antara suami-istri.

Aku juga menangkap pesan yang disampaikan novel ini bahwa penting sekali semestinya ketika sudah berkeluarga untuk saling berbagi kesulitan, bukan untuk membebani pasangan, tetapi supaya pasangan kita tau apa yang kita alami, karena pasangan kita berhak tau apa yang terjadi pada diri kita dan agar bisa saling berbagi pundak satu sama lain.

Selain itu, novel ini berusaha menyampaikan supaya kita tidak membanding-bandingkan kehidupan kita dengan kehidupan orang lain, karena apa yang kita lihat di sosial media belum tentu seindah kenyataannya. Lebih baik fokus menjalani hidup kita sesuai dengan versi terbaik kita sendiri.


Di sisi lain, kalau menurut aku pribadi, ketika masuk ke pertengahan cerita, aku sudah mulai bosan. Saat Sofia berubah-rubah wujud terus dan ngga tau gimana caranya biar bisa balik ke wujud aslinya. Ini bikin aku ikutan frustrasi dan agak bosen juga. Tapi, overall bagus dan banyak sekali pelajaran yang bisa diambil dari novel ini. Siapapun cocok baca novel ini. Aku kasih rating 4/5.

Kutipan Favorit 

“Kami tetap menjadi pasangan yang tidak sempurna dan banyak kurangnya, tapi tidak berhenti berusaha dan mencari jalan keluarnya.” (hal. 202)


“Sejujurnya aku masih belum menyerah soal cita-citaku. Tapi, untuk saat ini aku akan menyimpannya terlebih dahulu. Terkadang yang kita inginkan bukan hal yang kita butuhkan. Aku percaya, bila memang itu jalanku, maka aku pasti mendapatkannya, entah bagaimana caranya.” (hal. 204)


“Aku percaya, menjadi berdaya bukan berarti bisa melakukan semua hal seperti yang kuinginkan. Bagiku, menjadi berdaya adalah ketika aku memiliki kekuatan untuk memilih dan mampu menjalani hidup sesuai dengan keputusanku sendiri dengan penuh tanggung jawab.” (hal. 205)



Sekian, semoga bermanfaat !

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.